Pesta adat Paccekke 2016 berakhir hari ini, namun ada yang sangat menarik untuk kita semua ketahui sebagai generasi penerus kab. Barru.
Pesta ada Paccekke ini diadakan setiap tiga tahun sekali usai panen raya masyarakat Paccekke. Masyarakat secara gotong – royong melaksanakan kegiatan ini dengan penuh semangat suka cita, bahkan perantau – perantau pun mengupayakan pulang kampung saat pesta adat akan di gelar. Yang menarik dari acara ini adalah keterlibatan pemuda – pemudi dalam pelaksanaan kegiatan ini, sehingga tidak ada kekhawatiran bahwasanya budaya ini akan punah karena sejak dini sudah melibatnya anak muda dalam kegiatan tersebut.
Di tengah – tengah santapan sore, Suandi mengatakan bahwa Tali yang digunakan sebagai ayunan ( Mattojang ) itu ternyata terbuat dari Kulit Kerbau yang sudah berumur sekitar 40 tahun. Tali tersebut hanya digunakan saat Pesta Adat saja. Tuturnya.
Selain Mattojang, di Lapangan Monumen Paccekke juga didendangkan Alunan khas Mappadendang sepanjang hari yang dilakukan oleh perempuan – perempuan di Paccekke baik itu dewasa maupun anak – anak. Dan di sisi lain terdapat arena Mappabitte yang disaksikan oleh banyak orang.
Penulis : Anca Adriansa
Fotographer : Jamal Muhammad