“Betapa hatiku takkan pilu telah gugur pahlawanku. Betapa hatiku takkan sedih hamba ditinggal sendiri. Siapakah kini pelipur lara nan setia dan perwira. Siapakah kini pahlawan hati pembela bangsa sejati . . . .
(Ismail Marzuki-Gugur Bunga)”
Sosok yang tangguh, tak gentar membela rakyat Indonesia dan rela bercucuran darah tuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Itulah sekilas opini tentang “pahlawan” pada sebagian orang. Perjuangan para pahlawan yang rela gugur dalam penjajahan membuat namanya harum dikenang rakyat Indonesia.
BTW, tau gak sih gimana asal-usul adanya Hari Pahlawan itu?
Yap, pada tanggal 10 November 1945 telah terjadi peristiwa besar di Surabaya. Pertempuran yang melibatkan pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda itu merupakan perang pertama Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya kala itu sehingga perlawanan terus berlanjut. Setidaknya 6,000 – 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Itulah segelintir kisah tentang Hari Pahlawan. Sebagai Warga Negara Indonesia pasti sangat bangga apabila mengenang perjuangan para pahlawan. Para pahlawan rela berkorban demi memberikan yang terbaik untuk Indonesia tercinta. Bagaimana dengan generasi muda sekarang? Apa yang sudah kita berikan tuk negeri tercinta ini?Jawabannya simpel, mari introspeksi diri masing-masing.
Berbicara mengenai pahlawan tidak lantas membuat kita berpikir sempit kalau sosok tersebut hanya ada dimasa lalu yang rela mati demi negara. دانى الفيش Pahlawan di masa kini tentunya tidak harus bersenjata perang dan tidak harus bercucuran darah juga kan? Sepakat ! Pahlawan-pahlawan tersebut dapat ditemukan disekitar kita, tentunya dalam masa yang berbeda dan dengan perjuangan yang berbeda pula. Ada “Guru atau Dosen” sebagai Pahlawan Pendidikan bertugas mendidik rakyat Indonesia, saat sakit ada “Dokter” sebagai Pahlawan Kesehatan yang membantu kesembuhan kita, dan masih banyak pahlawan-pahlawan di bidang lainnya.
Eits, yang disebut pahlawan bukan hanya yang memiliki jabatan seperti contoh di atas saja. Tukang becak pun layak menyandang gelar pahlawan bagi keluarganya, anak-anaknya atas perjuangannya dalam mencari nafkah. Orangtua juga disebut sebagai pahlawan karena rela berkorban serta berani memperjuangkan kebahagiaan bagi sang buah hati. Well, siapapun dapat disebut pahlawan jika Ia merupakan sosok pemberani yang rela mengorbankan sesuatu bukan sekedar tuk diri sendiri, tetapi keluarga, masyarakat atau negeri tercintanya.
Dewasa ini sebagian besar kalangan muda hanya mengenang jasa-jasa para pahlawan. Alangkah bijaknya jika generasi penerus ini mau belajar banyak dari pahlawan, karena dengan begitu kita menjadi generasi yang menghargai waktu, memiliki semangat nasionalisme dan memiliki solidaritas yang kuat. Belajar dari pahlawan dapat dimulai dengan cara kita memaknai hari pahlawan. Setelah itu secara bertahap mampu menumbuhkan semangat guna memiliki sikap cinta akan perjuangan pahlawan, cinta negeri, serta selalu gigih dan giat untuk mempelajari perjuangan para pahlawan. Hari pahlawan memang sudah terlewati namun tiada kata terlambat untuk terus belajar !!
Berikut tips untuk Generasi Muda supaya memaknai Hari Pahlawan :
Yang pertama,Kita sebagai generasi muda yang cerdas harus tahu sejarah mengenai Hari Pahlawan. Selain menambah wawasan, kita juga bisa berbagi informasi kepada orang yang membutuhkan. مستذئبين
Kedua, (diterapkan saat berlangsungnya hari pahlawan)
Ada baiknya, setelah tahu adanya hari bersejarah tersebut buatlah *ucapan selamat* di jejaring sosial, misal update status via facebook, via twitter, BBM, de-el-el. Dengan cara seperti ini setidaknya kita telah bersimpati atas hari bersejarah di Indonesia, dan (lagi) menjadi bermanfaat bagi yang lain meskipun dalam hal kecil seperti berbagi informasi seperti yang saya contohkan tadi serta menumbuhkan sikap saling mengingatkan antargenerasi lainnya. Bisa juga dengan menshare link gambar sticker tadi dan menyebarkannya, ini linknya:
http://tinyurl.com/manaperjuanganmu
Ketiga, melakukan perbaikan diri. Untuk mencapai perubahan yang besar kita perlu membenahi diri sendiri. Semaksimal mungkin kita melakukan introspeksi, meskipun kita tahu kalau tak ada manusia di dunia ini yang sempurna pasti semua tak luput dari kekurangannya. Misalnya melawan sifat malas, melawan kebodohan, memberi teladan minimal untuk adik-adik atau keluarga. Bukankah hal itu bagian dari perjuangan?
Lalu, buatlah perubahan kecil misalnya bisa di awali dengan menulis artikel tentang Hari Pahlawan, lalu berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan. Ingat, meskipun sudah tidak ada perang tetapi kita wajib berjuang menjadi pahlawan bagi diri sendiri, keluarga juga orang lain.
Lebih jelasnya, jangan pusing-pusing memikirkan mana yang harus diperjuangkan lebih dulu, apakah keluarga atau langsung berjuang untuk negara. Karena tugas kita adalah bersungguh-sungguh dalam berjuang, meski diawali dari nol tetaplah fokus meningkatkan perjuangan.
So ? Jadilah generasi muda yang turut memaknai hari pahlawan dengan perubahan-perubahan kecil yang dibuat. مباريات اليورو 2024 Penulis yakin perubahan yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil, mungkin untuk sebagian orang tidak berarti namun dari perubahan kecil yang bertahap dan berangsur meningkat tersebut kelak akan muncul pahlawan-pahlawan baru yang dibutuhkan Indonesia. Let’s learn from heroes !! ^^
Penulis : Aurellia Shinta
Sumber : Klik